Sistem Informasi Perbankan
Dosen : Farida,
S.Kom., M.M.SI.
Dwi Chandra Kurniawan (13114282)
4KA21
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Sistem Informasi
2018
Perhitungan Suku Bunga Kredit (Flat dan Sliding
Rate)
Sistem Bunga Flat
Flate Rate merupakan perhitungan suku bunga yang
tetap setiap periode, sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun
tetap sampai pinjaman tersebut lunas. Perhitungan jenis suku bunga model ini
adalah dengan mengalikan % bunga per periode dikali dengan pinjaman.
Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang
besarannya mengacu pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit
barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa
agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan
pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama. Misalnya besarnya angsuran adalah
satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok 750 ribu dan bunga 250 ribu.
Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir porsinya akan tetap sama.
Contoh
:
Pada tanggal 25 Maret 2006 PT. Andika Karya Tuan
Andi mendapat persetujuan pinjaman investasi dari Bank ABC senilai Rp. 100.000.000,-
untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga yang dibebankan sebesar 24% pa.
a. Pinjaman Investasi 100 juta
b. Bunga flat 24% per tahun
c. Tenor pinjaman 1 Tahun
angsuran
per bulannya menjadi:
=
(100 juta + (100 juta * 24% * 1))/12 bulan
=
Rp. 124,000,000,- / 12 bulan
=
Rp 8.333.333,-
Di dalam angsuran sebesar Rp. 8,333,333,- itu
terdapat porsi pokok sebesar Rp 8,333,333,- dan bunga sebesar Rp. 2,000,000,-
Dengan demikian jika kita hendak melakukan early repayment atau pelunasan awal,
tinggal dihitung saja, kita sudah berapa kali kita membayar angsuran dan
dikalikan jumlah porsi pokok hutang tersebut.
Sistem Bunga Sliding (Efektif)
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan
dengan mengalikan % tase suku bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga
jumlah suku bunga yang dibayar debitur semakin menurun, akbatnya angsuran yang
dibayarpun menurun jumlahnya.
Sistem bunga sliding adalah kebalikan dari sistem
bunga flat, yaitu porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa.
Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski
besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga sliding ini biasanya
diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR atau kredit investasi.
Dalam sistem bunga sliding ini, porsi bunga di
masa-masa awal kredit akan sangat besar di salam angsuran perbulannya, sehingga
pokok hutang akan sangat sedikit berkurang. Jika kita hendak melakukan
pelunasan awal maka jumlah pokok hutang akan masih sangat besar meski kita
merasa telah membayar angsuran yang jika ditotal jumlahnya cukup besar.
Jika dibandingkan kedua sistem bunga itu, maka
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem bunga flat
adalah jika kita hendak melakukan pelunasan awal, maka porsi pokok hutang yang
berkurang cukup sebanding dengan jumlah uang yang telah kita angsur. Namun
kelemahannya, bunga itu cukup besar karena dihitung dari pokok hutang awal.
Sistem
bunga sliding akan lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak
buru-buru dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal
bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat.
Contoh
:
Pada tanggal 25 Maret 2006 PT. Andika Karya Tuan
Andi mendapat persetujuan pinjaman investasi dari Bank ABC senilai Rp.
100.000.000,- untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga yang dibebankan sebesar 24% pa.
Bunga = %bunga 1 tahun
x (sisa pinjaman) : 12 bulan
a.
Angsuran bulan
ke-1 adalah
·
Pokok pinjaman Rp.
8,333,333,-
·
Bunga = 24% x
Rp. 100,000,000,- / 12 bulan = Rp.
2,000,000 ,-
·
Jumlah Angsuran
1 Rp.
10,333,333,-
b.
Angsuran bulan
ke-2 adalah
·
Pokok pinjaman Rp.
8,333,333,-
·
Bunga = 24% x
Rp. 91.666,666,- / 12 bulan = Rp.
1,833,333,-
·
Jumlah Angsuran
2 Rp.
10,166,666,-
Demikian pula
seterusnya untuk bunga bulan ke 3 sampai bulan 12 perhitungan bunganya tetap
dihitung dari sisa pinjamannya.
Pustaka :
No comments:
Post a Comment